1. Proses yang harus berjalan
2. Kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan
yang sama dan tak ada proses yang tak kebagian layanan proses.
perbandingan (rasio) waktu sibuk pemroses. sasaran penjadwalan menjaga agar
pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi mencapai maksimum.
dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah dimasukkan atau transaksi
sampai hasil terakhir muncul di layar (terminal).
waktu dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama
rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut juga event response time.
masuk ke sistem sampai proses diselesaikan sistem. waktu yang dimaksud adalah
waktu yang dihabiskan di dalam sistem, diekspresikan sebagai penjumlahan
waktu eksekusi (waktu pelayanan job) dan waktu menunggu.
waktu. cara untuk mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah job
pemakai yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval waktu.
serentak, maka dibuatlah antrian dalam menggunakan resource prosesor. Hanya
1 proses yang sedang running, sedangkan yang lain dalam keadaan ready.
menyelesaikan proses tersebut terlebih dahulu, baru kemudian proses
selanjutnya dengan prioritas yang tinggi dieksekusi.
preempsi maka preemsi akan menghentikan kerja prosesor dan mengeluarkan
pekerjaan di dalam prosesor itu, sehingga proses berpreempsi dapat dilayani
prosesor. Dan setelah proses berpreempsi selesai dieksekusi, prosesor akan
mengeksekusi sisa proses yang dikeluarkan sebelumnya oleh prosessor.
dan membawanya ke memori untuk dieksekusi. Long term scheduler
mengeksekusi lebih jarang, dibutuhkan beberapa menit untuk pembuatan proses
baru dalam sistem. Long term scheduler mengontrol jumlah proses dalam
memori (degree of multiprogramming). Jika degree of multiprogramming stabil
maka tingkat rata-rata penciptaan proses baru harus sama dengan tingkat rata-
rata proses yang meninggalkan sistem.
memori maka jumlah proses dalam memori akan berkurang skema Medium
term scheduler disebut swapping. swapping diperlukan untuk meningkatkan
mutu penggabungan proses karena terjadi perubahan dalam kebutuhan memori
yang mengakibatkan memori harus dibebaskan.
mengalokasikan CPU untuk proses tersebut, dimana pemilihan proses barunya
dialokasikan sesering mungkin. Shortterm scheduler lebih sering dipanggil (hanya
dalam waktui milidetik) karena durasi yang pendek antara eksekusi, shortterm
scheduler harus sangat cepat.
proses lain tidak dapat mengambil alih eksekusi prosesor. Pengalihan hanya
dapat terjadi jika proses yang running sudah selesai, baik secara normal maupun
abnormal.
eksekusi prosesor tanpa harus menunggu proses yang sedang running
menyelesaikan tugasnya. Penjadwalan preemptive merupakan fitur yang
penting, terutama pada sistem dimana proses-proses memerlukan tanggapan
prosesor secara cepat.
2. SJF (Shortest Job First).
3. HRN (Highest Ratio Next).
4. MFQ (Multiple Feedback Queues).
2. Algortima – algoritma yang menerapkan strategi preemptive :
2. SRF (Shortest-Remaining-First).
3. PS (Priority Scheduling ).
4. GS (Guaranteed Scheduling ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar